Latest Post :
Home » » Profit is a dream part 1

Profit is a dream part 1

Saturday, November 30, 2013 | 0 comments

95% trader Investor pasti rugi, hanya 5% yang bertahan mengharapkan profit dalam suatu penantian waktu tertentu. Itulah gambaran bagi siapa saja yang ingin melakukan trading investasi secara langsung maupun tidak langsung di dalam pasar instrumen investasi di seluruh dunia. Jangan berharap dengan suatu mimpi, tapi berharaplah dengan suatu kepastian kerugian yang berlangsung dalam horizon waktu investasi tertentu untuk memetik keuntungan. Sudah terlalu banyak orang meniupkan mimpi kelezatan Trading Investasi . Jangan terbuai dulu. Pikirkan, pelajari, kuasai dan siapkan resiko yang mampu di terima , setelah itu baru lah siapkan mental untuk masuk bertransaksi di pasar yang semakin kejam.

Jangankan orang awam , trader sekaliber dunia pun pernah menyebabkan bank tempat bekerjanya bangkrut , hanya dikarenakan melupakan prinsip Rasio Risk- Return-Time. Nicholas Nick Leeson telah membangkrutkan salah satu bank terbesar di Inggris , Barings Bank pada tahun 1995. Nick Leeson sebelumnya adalah anak emas bank Barings yang di tempatkan di Singapore pada usia muda 28 tahun. Dia sebelumnya telah berprestasi memberikan keuntungan trading yang luar biasa kepada Barings , namun sayangnya pada tahun 1995 satu hari setelah gempa bumi Kobe Jepang , dia terus melakukan transaksi di atas batas kemampuan risk -profit-time ratio yang di delegasikan oleh kantor pusat di London. Setelah harga jatuh tajam, Nick mengambil posisi buy Nikkei, di ambil dengan harapan dalam waktu beberapa hari kedepan harga akan kembali rebound naik. Namun ternyata sampai batas waktu jatuh tempo harga index Nikkei malah semakin jatuh lebih dalam 1000 poin. Karena posisi nya maka menyebabkan kerugian yang sangat besar , USD 7 billion, padahal Baring hanya punya kemampuan modal sebesar USD 0.5 billion. Barings bank di nyatakan bankrut Februari tahun 1995 dan di ambil alih Dutch dan ING bank.

Cerita di atas paling tidak memberikan peringatan kepada siapa saja yang ingin melakukan hal gambler. Bisa saja dalam melakukan transaksinya gambler pernah meraup keuntungan 1000% bahkan lebih. Namun , perlu di ingat hampir semuanya juga pernah mengalami rugi lebih dari 1000%. Persoalannya adalah jika kerugian yang dasyat itu menjemput lebih dahulu maka semua hidup dan modal akan hancur lebih dahulu dan tidak akan pernah hidup lagi.

Trading Investasi sama sekali berbeda dengan gambler. Gambler adalah orang yang sudah siap mati selamanya. Sedangkan Trader Investasi yang sesungguhnya adalah perhitungan matang bisnis jual beli yang selalu memasukan faktor resiko sebagai rambu yang sangat ketat sebelum mengambil keputusan. Gambler justru sebaliknya, malah hanya mengedapankan profit sebagai acuannya. Jadi sangat berbeda sekali konsep berfikir antara gambler dengan Trading Investasi. Trader akan masuk dalam golongan pecundang ( 95% loss) jika tidak menguasai sepenuhnya hubungan faktor Resiko, Profit dan Time Horison .

Bagaimana mengukur dan merencanakan hubungan antara resiko, profit , dan timing ? Dalam tulisan ini akan diterangkan secara garis besar saja agar mudah di mengerti oleh berbagai kalangan, karena jika di kupas secara lebih detail , nantinya akan makan waktu 1-2 semester perkuliahan akademis. Banyak sekali dalam literatur praktisi dan akademisi mengenai konsep managemen risk. Dalam tulisan ini lebih mengarah hubungan antara faktor teknikal dengan sentimen fundamental.

Resiko adalah suatu potensi kerugian yang bisa terkena pada suatu jenis investasi apapun. Profit adalah suatu target keuntungan yang normal yang masih bisa di capai oleh investor. Time horizon adalah pemanfaatan waktu transaksi dalam koridor periode tertentu sehingga bisa menentukan kapan waktu terbaik dan sampai kapan transaksi itu berlangsung untuk menghasilkan keuntungan yang layak dari segi waktu.

Resiko harus di manajemen dengan tepat, karena bisa menyebabkan kolaps terhadap modal . Besarnya resiko yang di ‘available” kan bisa berbeda-beda pada masing-masing investasi. Namun umumnya pasti harus di batasi dalam jumlah proporsi tertentu, misalnya maksimum resiko 10% dari modal dalam periode 1 bulan berjalan. Profit harus mempunyai tekanan kecendrungan tercapai dengan menggunakan pendekatan secara sentimen fundamental yang di dukung angka-angka secara teknikal. Time horizon investasi harus mampu memberikan gambaran sampai berapa lama investasi itu mencapai target keuntungan . Penempatan hubungan yang salah dalam horizon investasi akan menyebabkan efisiensi penggunaan modal menjadi menurun. Oleh karena itu untuk mencapai tingkat efektifitas trading investasi yang optimum di perlukan kejelian dan ketelitian menghubungkan faktor resiko, profit dan time horizon.
Share this article :

No comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | SitusForexIndo | SitusForexIndo
Copyright © 2011. SitusForexIndo - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger